Revanantyo Dwigantara

Revanantyo Dwigantara 5025211113 PPL A Desain Basis Data merupakan serangkaian proses yang membantu dalam merancang, mengembangkan, menerapkan, dan memelihara sistem manajemen data perusahaan. Basis data yang dirancang dengan baik memungkinkan manajemen data yang efisien, meningkatkan konsistensi data, dan mengurangi biaya penyimpanan. Perancang basis data bertanggung jawab untuk menentukan jenis data yang harus disimpan dan bagaimana data tersebut berhubungan satu sama lain. Informasi ini penting untuk membuat model basis data yang tepat. Sistem manajemen basis data kemudian mengatur data sesuai dengan model yang telah ditetapkan. Proses desain basis data melibatkan pengklasifikasian data dan identifikasi hubungan antar data. Representasi teoritis dari struktur data ini disebut ontologi, yang merupakan landasan untuk desain basis data. Desain Basis Data Instagram Tabel app_user  Tabel ini menyimpan informasi pengguna aplikasi. ID : Kunci utama, unik untuk setiap pengguna. first_name :

Revanantyo Dwigantara 5025211113 Persyaratan Fungsional Unggah Foto dan Video : Pengguna harus dapat mengunggah konten visual ke platform. Tambahkan Keterangan dan Lokasi : Pengguna dapat menambahkan teks keterangan dan informasi lokasi pada setiap postingan. Pengelolaan Hubungan : Pengguna memiliki kemampuan untuk mengikuti dan berhenti mengikuti pengguna lain. Interaksi pada Postingan : Fitur like dan komentar harus tersedia untuk memfasilitasi interaksi antar pengguna. Feed Berdasarkan Pengikut : Sistem harus mampu menyusun feed atau timeline berdasarkan postingan dari pengguna yang diikuti. Persyaratan Non-Fungsional Ketersediaan Tinggi : Aplikasi harus dirancang dengan downtime minimal untuk ketersediaan yang optimal. Skalabilitas : Sistem harus mampu menangani ratusan juta pengguna aktif secara bersamaan. Latensi Rendah : Operasi seperti pemuatan feed harus memiliki waktu respons yang rendah untuk pengalaman pengguna yang lancar. Keandalan dan Toleransi Kesalahan : Backend harus

Revanantyo Dwigantara 5025211113 PPL A Estimasi Kapasitas WhatsApp Estimasi kapasitas dalam desain sistem WhatsApp merupakan langkah penting untuk memastikan aplikasi dapat menangani beban kerja yang besar dengan efisiensi dan ketersediaan yang tinggi. Berikut adalah beberapa aspek utama dalam estimasi kapasitas WhatsApp: Kapasitas Penyimpanan Setiap hari, sekitar 100 miliar pesan dibagikan melalui WhatsApp, dengan rata-rata ukuran pesan sekitar 100 byte.  100  miliar pesan/hari × 100  byte = 10  TB/hari 100  miliar pesan/hari × 100  byte = 10  TB/hari Untuk satu bulan (30 hari), kapasitas penyimpanan yang dibutuhkan:  30 × 10  TB/hari = 300  TB/bulan 30 × 10  TB/hari = 300  TB/bulan Estimasi Bandwidth Berdasarkan kapasitas penyimpanan harian, estimasi bandwidth dapat dihitung dengan asumsi bahwa layanan perlu menangani 10 TB data setiap hari:  10  TB 86400  detik ≈ 926  Mb/s 86400  detik 10  TB ​ ≈ 926  Mb/s Estimasi Jumlah Server WhatsApp dapat menangani sekitar 10 juta koneksi per s

Revanantyo Dwigantara 5025211113 PPL A Komponen Desain Sistem Load Balancer Load Balancing adalah metode untuk mendistribusikan lalu lintas jaringan ke beberapa server agar tidak ada satu server pun yang terbebani secara berlebihan. Ini membantu mencegah downtime yang disebabkan oleh kelebihan beban pada server, yang dapat mengakibatkan situs web tidak dapat diakses. Jenis Load Balancing Round Robin Metode ini mengarahkan lalu lintas secara bergantian ke setiap server yang tersedia, tanpa mempertimbangkan beban masing-masing server. Contohnya, jika ada dua server, pengunjung pertama diarahkan ke server pertama, pengunjung kedua ke server kedua, dan seterusnya. Least Connection Algoritma ini mendistribusikan lalu lintas ke server dengan jumlah koneksi aktif paling sedikit saat itu. Ini membantu menghindari server yang sudah terbebani. Least Response Time Load balancer akan mengarahkan lalu lintas ke server yang memiliki jumlah koneksi aktif paling sedikit dan waktu respons tercepat. Lea

Revanantyo Dwigantara 5025211113 PPL A Design System Restaurant Management System Tingkat Kedalaman Detail: - High Level Design (HLD) dalam rancangan sistem manajemen restoran lebih berfokus pada gambaran umum dan konseptual dari aplikasi tersebut, mempertimbangkan alur kerja umum dan komponen utama tanpa memperhatikan detail teknis yang mendalam. - Sebaliknya, Low Level Design (LLD) dalam rancangan sistem manajemen restoran sangat memperhatikan detail teknis dari setiap fitur dan komponen, menguraikan implementasi teknis dari aspek-aspek seperti pengelolaan pesanan, manajemen inventaris, dan interaksi pengguna. Ketergantungan pada Implementasi: - HLD dari sistem manajemen restoran cenderung tidak terlalu bergantung pada implementasi teknis tertentu, fokusnya lebih pada arsitektur dan konsep umum sistem. - Di sisi lain, LLD dari sistem manajemen restoran sangat tergantung pada implementasi teknis, merinci bagaimana setiap fitur, seperti pemesanan meja, manajemen menu, atau proses pemba

Revanantyo Dwigantara 5025211113 PPL A Low Level Design (LLD) Low Level Design (LLD) adalah tahap dalam pengembangan perangkat lunak yang memberikan detail rinci tentang bagaimana sistem atau aplikasi akan diimplementasikan pada tingkat kode. LLD adalah perincian dari High Level Design (HLD), yang menyediakan gambaran umum tentang sistem secara keseluruhan. Aplikasi E-Canteen Aplikasi E-Canteen adalah inovasi yang bertujuan untuk merombak pengelolaan kantin tradisional menjadi lebih efisien dan praktis dengan menggunakan teknologi digital. Dengan aplikasi ini, siswa dan staf dapat memesan makanan secara online melalui perangkat mobile atau komputer. Pengelolaan kantin tradisional sering menghadapi masalah seperti antrian panjang dan waktu yang terbuang dalam proses pemesanan makanan. Selain itu, ketersediaan stok makanan tidak selalu sesuai dengan permintaan pengguna. Aplikasi E-Canteen hadir untuk mengatasi masalah-masalah ini dengan menawarkan solusi yang efisien dan praktis. Fitur U